Remaja
saat ini tampaknya sangat berbeda tuntutan dan keadaannya kalau dibandingkan
dari tahun ke tahun, dan seperti apa remaja kita 10 tahun yang akan datang
tampaknya sangat sulit diprediksikan, karena banyak sekali factor yang
mempengaruhinya, terutama teknologi. Teknologi di satu sisi memberikan
kemudahan manusia untuk melakukan sesuatu, tetapi di sisi lain teknologi juga
membuat manusia menjadi terperdaya atau tertipu karenanya, sehingga tidaklah
heran saat ini banyak sekali masyarakat yang menjadi korban teknologi.
Banyak
sekali fakta-fakta yang dibaca di koran maupun di televisi tentang remaja, baik
yang poisitif maupun yang negative. Tetapi tampaknya yang lebih menonjol justru
kasus yang negative, yang sebetulnya tujuan dari penayangannya adalah untuk
mencegah jangan sampai berbuat sperti apa yang dilakukan oleh orang lain yang
merugikan diri dan lingkungannya tetapi justru hal itu menjadi contoh bagi
remaja.
Saat
ini kasus married by accident semakin
tampak di masyarakat, bahkan masyarakat tidak malu lagi melihat hal itu. Kasus
kriminalitas yang sifatnya kecil, misalnya mengompas temannya atau mencuri soal
ujian maupun yang sifatnya besar seperti mencuri, menjambret juga terjadi pada
remaja. Kemudian masalah pendidikan juga banyak menimpa remaja, seperti membolos
atau cabut dari sekolah bahkan bermain judi kecil-kecilan juga terjadi di
sekolah. Belum lagi masalah kebut-kebutan yang sudah membawa korban dan
tampaknya tidak juga membuat para remaja jera. Adanya fenomena ini cukup
menarik kalau ditinjau dari sisi psikologis. Mengapa bisa terjadi? Apa problem solving nya?
Remaja
seringkali dijadikan sebagai kambing hitam permasalahan sehingga remajalah yang
salah kalau muncul masalah. Apakah betul?
Masa
remaja merupakan masa yang sangat menentukan keberadaannya dalam kehidupan di
masa yang akan datang. Remaja yang giat belajar dan bekerja diprediksikan akan
menjadi tangguh dalam menghadapi kesulitan, tetapi remaja yang kurang aktifitas
justru akan memperlemah kekuatannya. Padahal orang mukmin yang kuat lebih
dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.
Setiap
remaja memiliki energi untuk bisa berbuat baik. Coba sekilas renungkan kalau
melihat keadaan ini:
- Anak-anak
yang lusuh sedang mengorek sampah mencari makanan?
- Ibu-ibu
menggendong anaknya meminta sumbangan di siang hari yang panas?
- Seorang
remaja dengan penampilan trendy merokok di dekat ibu-ibu yang mencoba
melindungi bayinya?
- Artis
terkenal tertangkap sedang pesta ganja?
- Pak
Guru buang sampah sembarangan?
- Atau
coba pilih mana yang lebih bermanfaat membaca buku atau main PS?
Betul kan , kita dengan mudah menentukan mana yang
baik dan yang buruk.
Pada
masa remaja sebetulnya banyak sekali tugas perkembangan yang harus dilakukan,
sehingga kalau telah dilakukan di masa remaja maka di masa yang akan datang
atau di masa dewasa dapat diprediksikan tidak akan banyak mengalami kesulitan.
Beberapa
tugas perkembangan remaja awal antara lain:
- Menjadi
remaja yang beriman dan bertaqwa.
- Mempersiapkan
diri, menerima, positif & dinamis terhadap perubahan fisik &
psikis.
- Berperan
sebagai pria & wanita dalam pola hubungan dengan teman sebaya.
- Peran
pria & wanita dalam kehidupan sosial.
- Bertingkah
laku yang diterima kehidupan sosial.
- Mengenal
kemampuan, bakat & minat & kecenderungan karir.
- Mengembangkan
ketrampilan.
- Mengembangkan
sikap mandiri secara emosional & sosial ekonomis.
- Mengenal
sistem etika & nilai-nilai sebagai pedoman hidup.
Dengan banyaknya tugas perkembangan seorang remaja yang harus
dilakukan itu, seringkali sebagian ada yang terabaikan, kebanyakan hanya tugas
yang sifatnya intelektual yang dikejarnya, sehingga dalam kehidupan ini tidak
seimbang. Tidak dilakukannya tugas perkembangan itu bukan hanya kesalahan remaja
tetapi juga karena orangtua memiliki
tolok ukur bahwa anak yang berhasil adalah anak yang juara, pada hal sebetulnya
bukan hanya itu saja, tetapi adanya keseimbangan dalam kehidupan ini. Hal
inilah yang kadang tidak dipahami oleh orangtua maupun remaja.
Di
samping itu remaja juga memiliki ciri-ciri yang menonjol, antara lain curiosity (rasa ingin tahu), identifikasi peergroup (kesamaan dengan teman sebaya)
insecurity (memiliki rasa tidak
aman), escape (keinginan untuk bebas),
boredom (mudah bosan), rebelliousness (cenderung melawan), kebutuhan
penerimaan perilaku, proses pencarian identitas diri, penolakan budaya, serba
mungkin. Keseluruhan ciri-ciri tersebut akan menuju perkembangan yang lebih
baik kalau penyaluran energinya tepat.
Adanya tuntutan yang banyak dan
sementara itu ciri khas keremajaan juga membutuhkan perhatian kadang
menyebabkan tidak terfokus pada satu hal dan kurang adanya bimbingan dari
lingkungannya, terutama orangtua. Apalagi dengan serangan yang bersifat non
fisik tetapi justru bersifat psikis dan pemikiran yang secara tidak langsung
perlahan-lahan menghancurkan kehidupan remaja itu sendiri. Arus globalisasi
juga terimbas pada remaja.
PROBLEM SOLVING?
Lalu
bagaimana jalan keluarnya agar remaja tidak ikut terlibat pada hal-hal yang
tidak diinginkan, seperti pergaulan bebas atau kenakalan remaja? Ada beberapa hal yang
dapat dilakukan, antara lain:
·
Setiap
manusia memiliki potensi pendengaran (bukan sekedar telinga), penglihatan
(bukan sekedar mata), dan hati (bukan sekedar segumpal daging). Dengan potensi
ini manusia mampu menjadi pemimpin, paling tidak menjadi pemimpin bagi dirinya
sendiri. Mampu mengambil keputusan, menolak hal-hal yang buruk, memilih
pergaulan yang baik, memilih aktivitas yang bermanfaat. Hindari bergaul dengan remaja
yang kurang baik kalau tidak sanggup untuk merubah lingkungan. Potensi yang
dimanfaatkan menunjukkan tanggung jawab manusia kepada Allah. Tidak
memanfaatkan potensi menunjukkan sikap tidak bersyukur.
·
Tidak
perlu membandingkan antara nikmat yang diberikan Allah kepada diri sendiri dan orang
lain, akibatnya nikmat terkadang dipersepsikan sebagai kekurangan. Terima
kekurangan apa adanya, tidak perlu mencari perhatian, karena itu bukan ukuran
keberhasilan (secara kasat mata manusia maupun di hadapan Allah). Ukuran
keberhasilan adalah manusia mampu menggali potensi (fitrah) yang dimiliki
secara optimal, meskipun memiliki kekurangan. Belajar untuk menerima apa adanya. Yakin pada diri sendiri,
menerima dan mau menampilkan diri dengan jujur.
·
Lingkungan
di sekitar remaja perlu memberikan wadah melakukan aktifitas, misalnya acara
untuk remaja atau lomba-lomba yang ditujukan untuk remaja. Jangan biarkan waktu
luang terbuang dengan percuma.
·
Standart
norma yang islami harus dimiliki, sehingga perlu belajar berani untuk
mengatakan tidak dan bangga untuk menjadi orang Islam. Norma agama/pribadi
jelas, tertanam dalam diri, bukan sekedar topeng. Berani tampil beda sekaligus
adaptif.
·
Tentukan
tujuan / program harian, mingguan, bulanan dan tahunan. Tulis dan kerjakan
langsung program itu, berusahalah untuk mengikutinya, tidak
hanya NATO…. (No Action Talking Only).
Pernyataan tujuan / program bukanlah
sesuatu yang ditulis dalam semalam, tetapi memerlukan waktu yg membuat NYAMAN, sehingga perlu meninjau secara berkala
dan membuat PERUBAHAN kecil sementara wawasan (pengetahuan + ketrampilan) dan
keadaan berubah.
·
Hilangkan
rasa malas dan menunda pekerjaan atau tugas, jangan menunggu hari esok tetapi
saat ini, lakukanlah dengan segera. Self
control perlu ditingkatkan. Akui, perbaiki dan belajar dari kesalahan dan
kekhilafan SEGERA ! Jangan menyalahkan & menuduh pihak lain ataupun keadaan
lain.
No comments:
Post a Comment